Upacara Adat Mane’e, tradisi menangkap
ikan yang telah digiring ke tepian pantai dengan menggunakan Daun Janur
Kelapa secara beramai-ramai yang merupakan tradisi adat tahunan
masyarakat Kepulauan Talaud hari Senin, (21/5) 2012 berlangsung di
Pantai Pulau Intata, pulau Wisata yang terletak di Kecamatan Nanusa
Kebupaten Kepulauan Talaud.
Sejak Sammi’ (sebutan
untuk Janur kuning yang dililit di Tali yang dirajut dari sejenis pohon
yang merambat di hutan) sebagai komponen utama upacara adat manee
dilabuhkan ke laut oleh para Tetua Adat Desa, masyarakat Pulau
Kakorotang, Pulau Intata, Pulau Malo’, Pulau Mangupun, Pulau Marampit,
Pulau Karatung yang tersebar di seputaran Pulau Intata telah berduyun
duyun memenuhi nibir pantai pulau Intata untuk mengikuti tradisi adat
Mane’e.
Menjelang siang lingkaran Sammi’ yang
ditarik oleh puluhan nelayan dan pemimpin adat desa mendekati bibir
pantai yang dipenuhi dengan karang tersebut. Masyarakatpun
berbondong-bondong mendekati lingkatana janur kuning tersebut namun
tetap tidak langsung masuk ke area lingkaran dalam.
Gubernur Sulawesi Utara Dr. Sinyo Harry Sarundajang
tiba di pantai Intata dari Geladak KRI Teluk Mandar yang membawa
rombongan melakukan kunjungan kerja ke pulau-pulau terluar di daerah
perbatasan pada kurang lebih pukul 9.00 pagi. Bersama Bupati Kabupaten
Kepulauan Talaud yang menjemputnya di geladak kapal, gubernur kemudian
disambut dengan upacara adat dan beristirahat sejenak di pendopo. Sesaat
kemudian gubernur bersama Ketua TP PKK Provinsi SULUT Ibu Deitje Sarundajang Laoh Tambuwun
yang tiba kemudian dengan menumpang Perahun Karet Marinir dari KRI
Teluk Mandar langsung menuju ke lokasi Tangkap Ikam Massal di bibir
pantai Pulau Intata. Setelah lingkaran Sammi’ telah semakin kecil
dan ribuan ikan besar kecil terlihat masuk dalam lingkaran tersebut,
seluruh peserta upacara adat Mane’e termasuk Gubernur, Bupati Talaud dan
Unsur Forkopimda dan tamu-tamu penting lainnya mengikuti Doa bersama
sebelum kemudian beramai-ramai dengan seluruh masyarakat menangkap ikan
di dalam lingkaran tersebut. Rata-rata seluruh peserta mane’e dapat
menangkap minimal 1 ekor ikan termasuk gubernur yang sempat menangkap
beberapa ekor ikan besar yang kemudian dibakar bersama untuk disantap.
Suasana
panas dan lelah terobati setelah masing-masing peserta dapat menangkap
ikan langsung dengan menggunakan tangan atau jala. Sebalum makan siang
di pendopo untuk menyantap hasil tangkapan mane’e Gubernur sempat
menyampaikan sambutan yang pada intinya menyambut dengan gembira acara
mane’e ini dan berpesan bahwa acara ini merupakan bentuk kearifan lokal
yang sangat baik dan harus terus dipertahankan. Gubernur juga
mengingatkan acara Mane’e ini jangan sampai merusak lingkungan terutama
terumbu karang di lokasi. Terumbu karang yang sempat terinjak saat
upacara diminta untuk direhabilitasi kembali. Gubernur meminta Bupati
untuk membangun Jembatan kayu ke lokasi agar peserta mane’e yang
dilaksanakan setiap tahun tidak perlu menginjak terumbu karang di
lokasi.
Gubernur mengatakan bahwa pembangunan pulau-pulau
perbatasam termasuk pulau wisata intata harus dilakukan dengan 3
pendekatan pembangunan yaitu Prosperity Approach (Pendekatan
Kesejahteraan), Security Approach (Pendekatan Keamanan) dan Environment
Approach (Pendekatan Pembangunan Lingkungan). Abrasi pantai harus juga
dicegah dengan membangun talud pencegah pengikisan pantai. Ivent Mane’e
ini akan dijadikan Kalender Wisata Provinsi SULUT yang akan dilakukan
lebih meriah di tahun-tahun yang akan datang, demikian Gubernur. (Kabag
Humas Ch. Sumampow, SH.M.Ed selaku Jubir Pemprov SULUT).
Sumber: Kabag Humas Ch. Sumampow, SH.M.Ed selaku Jubir Pemprov Sulut
Sumber link : http://www.suaramanado.com/berita/talaud/politik-pemerintahan/2012/05/4437/gubernur-manee-jangan-sampai-merusak-terumbu-karang
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !